Jun
09
2014

Penerapan EDI Pada Carrefour

TOPIK – TOPIK LANJUTAN
SISTEM INFORMASI

Penerapan EDI Pada Carrefour

Disusun Oleh:
Surya Prawira
1501170274
06 PDM

Universitas Bina Nusantara
Jakarta
2014/2015

ABSTRAK
Pada paper ini saya akan menjelaskan penerapan EDI ( Electronic Data Inter-change) pada perusahaan Carrefour yang berawal dari proses bisnis yang saling berkaitan dengan produsen maupun perusahaan lainnya. EDI ini berawal dari sistem SCM (Supply Chain Management) yang merupakan proses dari berbagai perusahaan yang memasok barang secara terus menerus untuk menghindari kekosongan barang yang ada di gerai-gerai carrefor yang ada.

SCM (Supply Chain Management) merupakan suatu proses untuk melakukan penyempurnaan, koordinasi serta melakukan pengontrolan terhadap penggerakan ba-han baku menjadi produkjadi agar dapat dinikmati dengan baik oleh konsumen. SCM ini harus dilakukan secara efektif dan efisien untuk mendapatkan nilai baik di mata konsumen untuk mencapai tujuan perusahaan yaitu mendapatkan keuntungan jangka panjang dari konsumen.

EDI (electronic Data Interchange) merupakan suatu proses dimana berbagai perusahaan melakukan suatu kerjasama untuk saling bertukar data bisnis serta melakukan transaksi melakukan media elektronik atau media computer.

Kata Kunci: EDI, Electronic, Interchange, SCM, Internet
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebutuhan Pelanggan yang sangat banyak setiap harinya akan dipenuhi dengan adanya gerai-gerai serba ada seperti perusahaan Carrefour yang menyediakan berbagai keper-luan konsumen mulkai dari bahan makanan,buah-buahan sampai pada pakaian. Ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan tanpa pergi ke berbagai tempat sehingga dapat melakukan penghematan waktu serta biaya bila ingin berbelanja kebutuhan hidup konsumen.

Dalam memenuhi stock atau persediaan barang yang ada di gerai-gerai Carrefour, pe-rusahaan akan menjaga serta melakukan restock barang untuk menghindari kekosongan ba-rang yang ada di gerai tersebut. Perusahaan mulai berpikir bagaimana barang yang di jual kepada konsumen memiliki stock yang aman di gerai. Dengan menggunakan sistem SCM maka perusahaan Carrefour dengan pemasok memilki hubungan untuk menajaga stock barang dengan menggunakan media computer serta internet untuk memonitor seberapa jumlah barang yang masih tersedia di gerai tersebut.

Dengan pengaplikasian EDI (electronic Data Interchange) perusahaan tidak harus melakukan pemesanan bila stock di gerai habis. Hanya dengan menggunakan media computer dan internet, perusahaan dan pemasok mempunya hubungan yang valid sehingga stock barang dari pemasok akan secara sendiri mengirim barang ke gerai

1.2 Rumusan Masalah

Dengan berkembangnya teknologi informasi serta perkembangan internet yang ada maka perusahaan hanya menggunakan media internet dan media komputer untuk melakukan pengecekan ketersediaan barang serta melakukan restock barang untuk menghindari kekosongan barang di gerai. Hubungan pemasok dan perusahaan tersebutlah yang akan diba-has pada paper ini sehingga pembaca dapat memahami dan mengerti bagaimana sistem terse-but dapat berjalan bersamaan dengan proses bisnis yang ada.

1.3 Ruang Lingkup

Ruang lingkup pada paper SCM (Supply Chain Management) ini akan membahas lebih dalam mengenai penerapan EDI(Electronic Data Interchange) yang termasuk di dalamnya:
• Bagaimana SCM bekerja di dalam perusahaan
• Keuntungan menggunakan SCM
• Bagaimana pengaplikasian EDI di dalam Carrefour

1.4 Tujuan dan Manfaat

Tujuan:
• Mengenal lebih dalam bagaimana suatu proses pertukaran data
• Mengetahui pengertian,segmen serta elemen dari SCM
• Mengetahui lebih detail mengenai penerapan EDI

Manfaat :
• Memberikan kemudahan dalam melakukan pertukaran informasi
• Memberikan benefit bagi perusahaan yang menjalin kerjasama
• Penyampaian dan penerimaan informasi lebih terstruktur pada SCM dan pada EDI

1.5 Metode Penulisan

Metodologi yang digunakan dalam penulisan paper ini adalah metode studi kepustakaan, yaitu mengumpulkan data dan informasi dari buku-buku yang terkait, me-ringkas dan mengambil kesimpulan dari bahan yang didapat mengenai SCM(Supply chain Management) dan EDI(Electronic Data Interchange). Selain itu juga mengambil informasi dari internet dan sumber-sumber lain yang dapat mendukung pengumpulan paper ini.

BAB 2
LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Supply Chain Management (SCM)

Perkembangan teknologi informasi serta media internet yang ada pada sekarang ini sangat memudahkan proses-proses bisnis yang ada di dalam perusahaan termasuk di dalamnya bagaimana cara menjaga ketersediaan barang yang akan dijual dengan aman tanpa adanya kekurangan stock ataupun stock habis. Maka dari itu perusahaan menggunakan sebuah sistem yang biasa disebut dengan Supply chain Managemen yang merupakan hubungan baik antara perusahaan dengan pihak pemasok sehingga memini-malisir kekeliruan permintaan barang yang ada. Pemasok dan perusahaan mempunyai data barang yang tersedia maupun barang yang akan habis sehingga secara berkelanjutan pemasok akan mensupply barang tersebut ke perusahaan yang membutuhkan serta melakukan kerja sama denganya.
Supply Chain Management ini mempunyai berbagai definisi serta penjelasan se-hingga dapat membantu pemahaman mengenai SCM ini.

Supply Chain Merupakan suatu mekanisme yang menghubungkan pelanggan dan pemasok yang bekerja sama namun dalam kepentingan terbaik mereka sendiri-sendiri dengan cara membeli, mengubah, mendistribusikan, dan menjual barang dan jasa di antara mereka sendiri sehingga mengakibatkan terciptanya produk akhir tertentu. (Nabil & Noor, 2010).
Supply Chain adalah aliran material, informasi, uang, dan jasa dari pemasok ba-han baku melalui pabrik dan gudang ke konsumen akhir (Turban, 2008).
Supply chain adalah jaringan perusahaan yang bersama-sama bekerja untuk men-ciptakan suatu produk ke tangan pengguna akhir. (Nyoman, 2005)
strategi supply chain merupakan pengembangan dari strategi operasi yang tidak hanya mempertimbangkan perusahaan tetapi juga strategi supply chain yang dimiliki oleh partner itu sendiri. Strategi supply chain harus berfokus pada keunggulan kompetitif yang berkelanjutan untuk keseluruhan perusahaan. (Schroeder, 2007)
Menurut (Mulyono, 2011)Supply Chain Management merupakan sebuahg rantai kegiatan yang berbeda dari lembaga bisnis yang berbeda yang bertujuan untuk menyam-paikan value kepada pelanggan dimana terdapat integrasi arus material dan informasi an-tara konsumen sampai pemasok.
Supply Chain Management is the coordination of all supply activities of an organization from its suppliers and partners to its customers.” Supply chain manage-ment merupakan pengelolaan dari aktivitas-aktivitas supply chain dalam suatu organisasi mulai dari supplier melalui partner mereka sampai pada pengiriman produk kepada cus-tomer mereka. (Chaffey, 2007)

Menurut Eunike (Sentosa, 2012)Supply Chain Management dapat membangun hubungan dengan supplier dengan mengkordinis hubungan supplier atau untuk mengu-rangi biaya penagihan organisasi.contohnya bentuk komunikasi dengan menggunakan sistem Electronic Data Intechange.
Berdasarkan beberapa definisi dan penjelasa mengenai pengertian Supply Chain Management di atas, dapat disimpulkan bahwa Supply Chain Management merupakan pengelolahan dari aliran-aliran di dalam perusahaan yang berujung di tangan konsumen akhir.
Menurut Turban (Turban Efraim, 2009), supply chain terdiri dari tiga segmen utama, yaitu:
• Upstream Supply Chain Segment

Merupakan supply chain dari sisi supplier dan organisasinya di mana ak-tivitas utamanya adalah purchasing dan pengiriman. Di mana sourcing atau pengadaan dari supplier external terjadi.

• Internal Supply Chain Segment

Segment ini meliputi keseluruhan proses yang dilakukan oleh perusahaan dalam mentransformasi bahan baku yang dikirim oleh supplier menjadi barang jadi. Di mana packaging, assebly, atau manufaktur terjadi.

• Downsteam Supply Chain Segment

Segment ini meliputi seluruh proses yang melibatkan distribusi dan pengiriman barang akhir atau barang jadi ke konsumen tingkat akhir. Di mana distribusi terjadi secara terus menerus oleh distributor luar.
Menurut Tunggal (Tunggal, 2009) Supply Chain Management mempunyai 3 el-emen diantaranya:
• Struktur Jaringan Supply Chain
Jaringan kerja anggota dan hubungan anggota supply chain lainnya.
(1)Identifikasi Anggota Supply Chain
(2)Dimensi Struktural Jaringan
(3)Jenis-jenis Jaringan Proses
a. Managed Process Links
Jaringan di mana perusahaan merasa penting untuk bersatu dan berkolaborasi dengan anggota lain dari supply chain.
b. Monitored Process Links
Pada proses ini perusahaan tidak terlalu aktif terlibat. Perusahaan hanya berkala meninjau dan mengaudit bagaimana setiap proses di-satukan atau diatur.
c. Not-Managed Process Links
Perusahaan tidak terlibat secara aktif dan juga tidak meninjau sekritis hubungan di atas. Perusahaan mempercayakan anggota lain yang menggaturnya.
d. Non-Member Process Links
Proses antar anggota-anggota perusahaan dengan non-anggota dari supply chain. Non-anggota tidak termasuk dalam struktur jaringan supply chain perusahaan tetapi mereka dapat dan sering memberi pengaruh pada perusahaan dan anggota-anggota lainnya.

• Proses Bisnis Supply Chain
1. Customer Relationship Management (CRM)
2. Customer Service Management (CSM)
3. Demand Management
4. Customer fulfillment
5. Manufacturing Flow Management
6. Procurement
7. Pengembangan produk dan komersialisasi
8. Retur

• Komponen-komponen Management SCM
1. Metode penencanaan dan pengendalian
2. Struktur aktivitas kerja
3. Struktur organisasi
4. Struktur fasilitas aliran komunikasi dan informasi
5. Struktur fasilitas aliran produk
6. Metode Management
7. Struktur wewenang dan kepemimpinan
8. Struktur resiko dan reward
9. Budaya dan sikap
2.2. Model Supply Chain Management

Menurut Indrajit, (Indrajit, 2006) ada dua konsep yang digunakan dari mengembangan demi meningkatkan efisiensi dan efektivitas untuk mengetahui pergerakan barang, yaitu:
• Mengurangi umlah supplier
1. Konsep yang dikembangkan sejak tahun 1980an yang bertujuan ub-ntuk mengurangi ketidak seragaman biaya dan tracking.
2. Konsep yang berawal dari konsep multiple supplier ke single supplier.
3. Cara lama dengan tender terbuka semakin tidak popular karena tender terbuka tidak menjabin jumlah supplier.
4. Adanya tender diantara supplier yang terbatas jumlahnya.
5. Konsep yang berkembang ke dalam tahap kedua.
• Mengembangkan supplier partnership atau strategic alliance
1. Konsep yang berkembang pada pertengahan tahun 1980an sampai sekarang ini.
2. Menganggap bahwa supplier partnership sebagai key supplier barang tertentu sebagai sumber strategi karena dapat diandalkan dan menja-min kelancaran pengiriman barang dalam SCM.
3. Konsep yang berjalan beriringan dengan adanya maintenance dalam perubahan biaya dan mutu barang.
4. Model yang biasa disebut juga dengan Internterprise Supply Chain Model.

2.3. Pendekatan Pada Supply Chain Management

Persaingan bisnis pada saat ini dalam pasar dunia semakin terbuka sehingga menjadi tan-tangan pada perusahaan dalam negeri. Tanpa kemampuan dan keunggulan dalam ber-saing, makasusah untuk menembus pasar ditambah lagi dengan masuknya produk impor sehingga mengancam produk dalam negeri. Untuk hal itu, menurut Dedi (Mulyadi, 2011)diperlukan upaya untuk meningkatkan daya saing serta keunggulan kompetitif bagi produk dalam negeri sehingga dappat dilakukan pendekatan Supply Chain Management pada industry local untuk mengantisipasi kendala yang muncul sedini mungkin.

2.4. Tantangan dalam Supply Chain Management

Menurut Pujawan (Pujawan, 2005) tantangan dalam menghadapi masalah Supply Chain Managemen ini adalah :

• Komplektivitas struktur supply chain
SCM umumnya melibatkan berbagai pihak seperti pihak dari dalam mau-pun dari luar perusahaan dan bersifat kompleks. Setiap pihak internal maupun external perusahaan mempunyai peran yang berbeda-beda dan tidak jarang terjadi perselisihan diantara mereka. Komplektivitas sSCM inini juga mempengaruhi perbedaan suku budaya,zona waktu, tempat serta wilayah dengan perusahaan lainnya.

• Uncertainly
Hambatan yang terjadi pada SCm adalah ketidakpastian atau uncertainly yang menimbulkan keraguan terhadap planning yang telah dibuat sehing-ga perusahaan membuat pengamanan stock,waktu maupun armada trans-formasi untuk bisa berjalan dengan baik hingga sampai ke tangan kon-sumen akhir. Apabila ketidak pastian yang tinggi juga menimbulkan pe-layanan yang mengecewakan terhadap konsumen dikarenakan janji kepadda pelanggan yang tidak dapat terpenuhi oleh perusahaan.

2.5. Pengertian Electronic Data Interchange (EDI)

Pada perkembangan teknologi informasi yang semakin canggih pada masa sekarang ini, dunia bisnis juga dituntut untuk mengikuti perkembangan teknologi terse-but. Perusahaan juga menciptakan strategi dan inovasi untuk mencapainya tujuan perus-ahaan sehingga dapat mengikuti persaingan bisnis yang semakin ketat untuk memperoleh keunggulan kompetitif dengan para pesaing lain atau jika tidak mengikuti perkembangan dan tidak mempunyai inovasi tersebut maka perusahaan akan bangkrut. Untuk menghadapi persaingan ketat seperti ini maka perusahaan harus mengikuti perubahan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin canggih. Salah satu teknologi yang sangat cocok untuk menghadapi persaingan tersebut adalah dengan menggunakan Electronic Data Interchange (EDI) .

Menurut Riyadi (riyadi, 2010) Eletronic Data Interchange meruoajan salah satu teknologi informasi yang menghubungkan antara satu computer dengan computer lain yang memberikan informasi bisnis dalam bentuk format yang terstruktur dan dilakukan oleh para partner bisnis. Sedangkan Ferguson (Ferguson, 1990) mendefinisikan EDI se-bagai pertukaran informasi bisnis secara elektronik dari satu computer ke computer lain secara terstruktur yang dilakukan sesame partner bisnis yang melakukan kerjasama.

Anderson dan Lanen (Anderson, 2002)mendefinisikan EDI sebagai transfer data yang terstruktur dengan format standar yang telah disetujui yang dilakukan dari satu sis-tem komputer ke sistem komputer lainya dengan menggunakan media elektronik.

Dari beberapa definisi mengenai Electronic data Interchange diatas dapat disim-pulkan bahwa EDI merupakan sebuah metode pertukaran dokumen bisnis antar computer maupun antar perusahaan secara elektronik dengan menggunakan format data yang telah disepakati bersama dimana diantara dua perusahaan yang bertukar dokumen mempunyai sistem dan aplikasi yang berbeda tetapi dapat disatukan dan dipertemukan serta dikirim menggunakan teknologi termasuk internet.

Beberapa Komponen-komponen dasar pada Electronic Data Interchange dian-taranya:
• Hub (Pihak yang memberikan perintah)
• Spoke (Pihak yang menerima perintah)
• Electronic hardware
• Electronic Software
Standarisari Electronic Data Interchange yang berlaku pada saat ini adalah:
• SPEC 2000
• ANSI X12 Standard Amerika Serikat dan Canada
• EDIFACT Standard Eropa
• IEF, dan sebagainya

2.6. Strategi Pada Electronic Data Interchange

Menurut Porter (Porter, 1980) ada dua strategi yang harus dilakukan perusahaan dalam memasuki persaingan dengan menggunakan sistem EDI yaitu :
• Cost Leadership
Dalam strategi ini perusahaan harus menekan biaya lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan pesaing untuk memperoleh keuntungan jangka panjang dengan konsumen.
• Product Differentiation
Strategi yang digunakan untuk menciptakan suatu produk yang unik bagi pelang-gan.

2.7. Keunggulan penggunaan Electronic Data Interchange

Dari beberapa kesimpulan diatas dapat disimpulkan keunggulan dari penerapan Electronic Data Interchange adalah:
• Perusahaan bisa menekan biaya pembelian dengan melakukan penghematan wak-tu proses transaksi.
• Penghematan penggunaakn dokumentasi yang dipakai pada saat transaksi dengan supplier.
BAB 3
PEMBAHASAN

3.1. Sejarah Perusahaan

Perusahaan dagang Carrefour dibentuk pada tahun 1957 oleh keluarga Founier dan Defforey yang disusul dengan adanya supermarket Carrefour setahun kemudian di kota Annecy di sebelah timur Prancis. Dengan adanya pembukaan konsep swalayan modern ini makan pada tahu 1963 perusahaan ini membuka hypermarket Carrefour di Sainte Genevieve des Bois di kota Paris dengan menempati lahan seluas 2500m2 dengan fasilitas yang memudahkan konsumen yaitu 400 areal parker dan 12 jalur kasir pem-bayaran.

Sejak tahun 1973, Perusahaan Carrefour memperluas sayap perusahaan mereka dengan membuka cabang mereka hingga ke benua eropa dan asia. Karena mempunyai kemampuan menjangkau pasar yang tepat, maka pada akhir tahun 1999 perusahaan Car-refour dan Promodes4( induk perusahaan Continent dari Prancis) sepakat untuk melakukan penggabungan semua usaha mereka di dunia sehingga membentuk suatu grup usaha ritel terbesar kedua di dunia dengan menggunakan nama Carrefour. Penggabungan Kedua perusahaan besar ini memfokuskan pada pemenuhan dan memenuhi kebutuhan konsumen.

Perkembangan perusahaan Carrefour sampai ke Indonesia pertama kali pada ta-hun 1998 dengan pembukaan gerai Carrefour di kawasan cempaka putih,Puri Indah, Ja-karta barat dengan menempati lahan seluas 8100 m2 yang mampu menampung 500 mobil dan dapat mempekerjakan 480 pegawai di Gerai ini. Hingga saat ini, perusahaan Car-refour telah membuka cabang di iIndonesia dengan nama Carrefour Indonesia mampu membuka lebih dari 100 cabang yang tersebar di seluruh indonesia. Didukung lagi dengan 28000 karyawan profesional yang siap untuk melayani konsumen.

Konsep ini merupakan konsep perdagangan eceran yang diciptakan oleh Carre-four untuk memenuhi kebutuhan konsumen dengan adanya garansi serta harga yang ber-saing sehingga menjadi tempat pilihan untuk belanja keluarga. Carrefour sangat peduli terhadap kebutuhan pelanggan dengan menawarkan lebih dari 40000 produk, sehingga konsumen dapat memperoleh pilihan yang lengkap yang sesuai dengan kebutuhan ysehari-hari dengan kualitas yang baik dengan diskon yang ada di dalam lingkungan bel-anja yang aman.
Hingga saat ini perusahaan Carrefour Indonesia telah bermitra pada 4000 supplier yang hamper 70 % nya adalah Usaha Kecil Menegah (UKM). Langkah ini diambil Carrefour untuk membantu industry terkait seperti transportasi, logistic, konstruksi, pergudangan juga akan berkembang bersama Carrefour dalam membangun negeri. Dengan adanya Carrefour Indonesia ini juga memiliki kontribusi untuk menciptakan kesempatan kerja langsung maupun tidak langsung kepada lebih dari 28000 orang serta melakukan penekanan penggunaan produk lokal sehingga menciptakan lebih banyak lagi peluang lapangan kerja di masing-masing industry untuk mengurangi adanya urbanisasi ke kota.pada lain hal Carrefour juga memberikan kontribusi serta telah berpartisipasi pada pembangunan daerah dalam sector pertanian dengan membeli 95% produk domestik. Pada hal ekonomi juga Carrefour Indonesia juga berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam hal peningkatan pajak nasional dan mengatasi unflasi terhadap produk sehingga dapat diperoleh dengan mudah serta harga terjangkau oleh konsumen.

3.2. Visi dan Misi Perusahaan

Visi yang dijujung tinggi oleh perusahaan Carrefour Indonesia adalam menjadi ritel no 1 di Indonesia. Ini menunjukkan perusahaan Carrefour ini menjadi Top leader dalah bisnis ritel di Indonesia baik peritel lokal maupun peritel internasional sehingga membuat persaingan semakin kompetitif dalam merebut, menarik dan mempertahankan konsumen.

Misi dari perusahaan Carrefour ini berlandarkan pada aspek kebebasan, ber-tanggung jawan, berbagi, menghargai, integrasim solidaritas dan progres yang dapat diu-ratikan sebagai berikut:
• Menciptakan konsep tempat belanja keluarga.
• Memberikan pilihan serta kualitas kepada konsumen.
• Mnciptakan harga yang terjangkau serta mempunya akses yang strategis.
• Menjalin kerja sama dengan supplier yang berkualitas.
• Memberikan dukungan kepada karyawan untuk mengembangkan diri ser-ta mencapai potensial yang maksimal untuk memberika pelayanan terbaik kepada konsumen.

3.3. Struktur Perusahaan
Perusahaan Carrefout Indonesia memiliki Struktur Organisasi yang sangat jelas yang memisahkan antar divisi divisi yang mempunyai fungsi, kedudukan, wewenang serta tanggung jawab dan kewajiban masing-masing karyawan agar dapat mengetahui apa yang menjadi tanggung jawab serta kewajibannya sehingga dapat memaksimalkan kinerja mereka.
3.4. Sistem Berjalan Perusahaan

Sistem yang berjalan pada perusahaan Carrefour berguna untuk memberikan struktur organisasi perusahaan serta untuk meningkatkan bagaimana meningkatkan kinerja perusahaan sehingga semuanya telah sisusun dan direncanakan dengan baik. Da-lam hal melakukanj pemesanan barang serta melakukan penerimaan barang, SCM me-megang peran penting dalam industry ritel karena mempunyai banyak gerai yang tersebar di banyak lokasi. Tanpa adanya SCM yang efektif dan efisien maka jamina pasokan barang selali ada dan harga konsumen akan selalu dikelolah dengan baik melalui SCM tersebut.
Pada awalnya SCM yang diterapkan oleh perusahaan Carrefour sangat sedrhana, hanya memiliki fungsi untuk membantu proses oenerimaan barang di gerai serta memfokuskan barang siap saji. Dengan mengembangkan teknologi informasi untuk model SCM ini memudahkan perusahaan Carrefour untuk memasok barang di gerai sehingga kebetuhan kon-sumen dapat terpenuhi. Untuk itu , maka perusahaan membeli sebuah aplikasi untuk SCM dan menjalankan Warehouse Management System yang disebut dengan infoLog sehingga perusahaan dapat mempermudah kolaborasi perusahaan Carefour dengan pemasok
SCM yang diaplikasikan pada perusahaan Carrefour memberikan manfaat serta keuntungan bagi pihak Carrefour mapupun pihak supplier diantaranya:
• Bagi Carrefour : Menjaga Ketersediaan barang di gerai untuk memenuhi keinginan konsumen. Hal ini juga menjadi keuntungan bagi pihak pemasok karena menghindari lost of sales karena ketidak tersediaan produk yang ada di gerai
• Bagi Supplier : Hanya memproses satu order sehingga hanya mengirim ke satu titik saja sehingga dapat menghemat biaya untuk dikirim ke seluruh gerai yang ada. Ketersediaan produk lebih terjamin serta kinerja supplier di Carrefour lebih terjaga.

3.5. Penerapan EDI pada Carrefour

Dalam hal melakukan pemasokan barang melalui supplier maka perusahaan Car-refour menerapkan Central Order Pool (COP) yang merupakan proses pengorderan yang dilakukan secara otomatis dan terpusat berdasarkan posisi stok di gerai lainnya. Untuk melakukan pemesanan barang melalui seluruh pemasok maka Carrefour meneraplkan Electronic Data Interchange (EDI). Jika order telah diditerima supplier melalui web maupun ERP maka mereka akan mensubmit order ke pabrik lalu barang dikirim ke Gudang Utama Perusahaan Carrefour.

Penerapan sistem EDI di Carrefour akan dilakukan untuk melakukan proses pe-nukaran berbagai dokumen seperti Purchase Order (PO), Receiving report serta invoice secara bertahap.
Pada proses penerapan Edi di Carrefoour ini akan mendapatkan manfaat yang lebih besar dibandingkan menggunakan metode konvensional , diantaranya :
• Berkurangnya pekerjaan manual
• Hemat waktu
• Mengurangi human error
• Hemat biaya
• Lebih berorientasi pada bisnis
• Lebih aman dan dapat dipercaya
• Lebih produktif

Pertukaran data yang akan dilakukan pihak Retailer Carrefour sterhadap supplier adalah sep-erti gambar diatas.

Pada proses iatas adalah bagaimana hubungan antara pihak Carrefour, Retail-er,Bank serta pihak Suplier dimana pihak Carrefour akan melakukan pengiriman serta melakukan permintaan barang ke retailer pusat sehingga retailer pusat yang akan melakukan kegiatan bisnis terhadap supplier. Pihak Carrefour juga akan melakukan hub-ungan kerja pembayaran melalui bank kepada pihak publier sehingga pihak supplier akan menerima pembayaran tersebut melalui bank yang bekerja sama dengan pihak Carrefour.
Program EDI yang ada pada pihak Carrefour adalah bersifat wajib tetapi Carre-four tidak melakukan Pemungutan Biaya untuk sistem EDI ini. Biaya yang dikeluarkan oleh pihak supplier adalah investasi untuk sisi supplier dan biaya jasa yang disebut dengan EDI Service Provider. EDI Service Provider ini adalah perusahaan penyedia layanan Edi yang digunakan Carrefour untuk melayani semua kegiatan proses bisnis dengan Supplier Carrefour
BAB 4
Kesimpulan dan Saran

4.1. Kesimpulan

Pada proses binsis yang dilakukan oleh pihak Carrefour tersebut menggunakan sistem Supply Chain Management (SCM) dengan menganut sistem Electrinic Data In-terchange (EDI) sangat membantu pihak Carrefour untuk melakukan penyediaan stock barang untuk menghindari kekosongan barang di gerai maupun menghindari keterlambatan datangnya barang di gerai karena semuanya telah terstruktur dengan baik di dalam perusahaan Carrefour ini. Dengan menggunakan sistem Edi pada Carre-four, perusahaan Carrefour dapat melakukan penghematan menggunakan tenaga Sumber Daya manusia yang ada sehingga menggunakan teknologi computer, di lain hal juga dapat meminimalisir Human error pada saat pemesanan barang maupun pen-erimaan barang dari supplier yang ada.

4.2. Saran

Untuk melakukan pengintegrasian sistem Electronic Data interchange pada pe-rusahaan Carrefour maka menurut saya perusahaan Carrefour harus meningkatkan kinerja perusahaan dilapangan maupun di dalam sistem itu sendiri karena kedua aspek tersebut harus berjalan beriringan untuk mendapatkan hasil yang baik serta nilai tam-bahan dimata konsumen.
Daftar Pustaka
Anderson, S. W. (2002). Using Electronic Data Interchange (EDI) to improve the Efficiency of Accounting Transactions.
Chaffey, d. (2007). E-business and E-Commerce Management. 3rd edition.
Ferguson, H. a. (1990). Journal of Information Systems, Spring 1990, p 82.
Indrajit, E. d. (2006). Konsep Manajemen Supply Chain.
Mulyadi, D. (2011). Pengembangan Sistem Logistik yang Efisien dan Efektif dengan Pendekatan Supply Chain Management. Jurnal Riset Industri Vol. V, No.3, 2011, Hal. 275-282 .
Mulyono, F. (2011). Pasar, Demand Chain Management : Supply Chain Management dan Orientasi. Jurnal Administrasi Bisnis (2011), Vol.7, No.1: hal. 59–72, (ISSN:0216–1249) .
Nabil, & Noor, M. M. (2010). PERANCANGAN INTEGRASI SISTEM SUPPLY CHAIN MANAGEMENT PRODUKSI DI PT PUSTAKA IMAM SYAFII. Jurnal CommIT, Vol. 4 No. 2 Oktober 2010 .
Nyoman, P. I. (2005). Supply Chain Management.
Porter, M. E. (1980). Competitive Strategu.
Pujawan, I. N. (2005). Supply Chain Managemen edisi pertama.
riyadi, S. (2010). Electronic Data Interchange (EDI): Pengaruhnya Terhadap Strategi Pencapaian Keunggulan Kompetitif. Jurnal Mitra Ekonomi dan Manajemen Bsinis Vol.1.No.1.April 2010 128-136 ISSN 2087-1090 .
Schroeder, R. G. (2007). Operations Management: Contemporary Concept and Cases. Singapore: McGraw-hill.
Sentosa, E. K. (2012). Kontribusi nNilai Teknologi Informasi Terhadap Kinerja Proses Bisnis dan Dinamika Bersaing. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntanis – Vol. 1, No, 4, Juli 2012 .
Tunggal, A. W. (2009). Manajemen Logistik dan Supply Chain Management. 1st edition.
Turban Efraim, R. j. (2009). Introduction to Information Systems Enabling and Transforming Business. 2nd edition.
Turban, E. K. (2008). Electronic Commerce 2008 a managerial perspective.

Written by surya in: Uncategorized |

No Comments »

RSS feed for comments on this post. TrackBack URL


Leave a Reply

Powered by WordPress. Theme: TheBuckmaker. Zinsen, Streaming Audio